TEORI 123, TEORI ELLIOT WAVE And FIBONACCI RATIO
Teori 123 (Law of charts)
Umumnya pergerakan harga akan membentuk suatu pola zigzag atau biasa
disebut teori 123. Dimana jarak 1-2 lebih panjang dari 2-3 dan harga akan
meneruskan sesuai trend pada 1-2. Pola ini dapat terjadi pada chart dengan
dengan skala time frame berapa saja.
Strategi Teori 123
Bila terjadi pola 123 dimana C adalah harga saat ini maka tempatkan entry point
pada titik B dan Stop Loss pada titik C atau A. Tempatkan target point kurang
lebih setengah dari AB. Bila TP1 tercapai pindahkan SL ke C dan begitu
selanjutnya.
Eliot Wave Theory (Pola 5-3)
Mr. Elliot menemukan bahwa pergerakan harga memiliki pola gelombang 5-3
yang selalu berulang-ulang, dimana pola gelombang 5 disebut impulse wave
dan pola gelombang 3 disebut corrective wave. Teori Elliot ini di dasarkan pada
psikologi pasar, seperti dijelaskan dibawah ini :
Elliot Wave Theory menjelaskan sbb:
Wave 1
Harga bergerak naik, disebabkan beberapa orang
berpikiran saatnya untuk BUY.
Wave 2
Harga turun, disebabkan beberapa orang merasa
harga sudah cukup tinggi dan waktunya untuk take
profit.
Wave 3
Harga kembali naik, disebabkan orang ingin mengulangi profit saat wave 1 dan
merasa harga tersebut dapat menghasilkan profit. Biasanya harga bergerak lebih
tinggi daripada wave 1.
Wave 4
Harga kembali turun, disebabkan harga sudah cukup tinggi dan saatnya untuk
take profit.
Wave 5
Harga kembali naik, disebabkan orang-orang memburu stock tanpa alasan,
setelah melebihi harga wajar maka trend berubah menjadi pola ABC.
Pola 5-3 dapat pula terbentuk dari beberapa pola 5-3 yang lebih kecil
Kalau kita amati lebih jauh sebenarnya teori ini adalah pengembangan dari teori
123 dimana Elliot menemukan bahwa dalam suatu pergerakan harga pola 123
terjadi 2 kali sebelum akhirnya berbalik arah dan dilanjutkan dengan pola 123
kembali pada arah sebaliknya.Fibonacci Ratio
Fibonacci Ratio adalah pengembangan dari teori 123 dan Elliot Wave
dikombinasikan dengan perhitungan Fibonacci Ratio yang berfungsi untuk
menentukan level Support & Resistance.
Prinisip dasarnya sama dengan teori 123 yaitu dimana gelombang panjang (1-2)
disebut swing akan diikuti dengan gelombang pendek (2-3) disebut retracement.
Dengan perhitungan Fibonacci kita dapat mengetahui level support dan
resistance dari pergerakan retracement.
Untuk menenentukan Fibonacci harus diidentifikasikan dulu Swing High dan
Swing Low pada chart.
1. Fibonacci Retracement Level
Biasanya pergerakan retracement akan mencapai level 23,6%; 38,2%;
50%; 61,8% kemudian kembali lagi ke level 0% hingga berlanjut ke
extension level. Jika harga tidak sanggup menembus level 0% maka
harga akan bergerak ke level 100%. Begitu pula sebaliknya.
2. Fibonacci Extension Level
Yaitu level support & resistance yang diharapkan akan dicapai setelah
pergerakan harga berhasil melewati level 0%
Berikut ini gambar contoh penerapan Teori 123, Elliot Wave & Fibonacci dalam
chart.
• 1,2,3 menggambarkan Teori 123
• A,B,C,D,E & a,b,c menggambarkan Teori Elliot Wave
• Garis kuning adalah level Fibonacci & garis biru adalah level expantion
Fibonacci
PENERAPAN TEORI 123, ELLIOT WAVE & FIBONACCI
Ketiga teori di atas dapat diterapkan secara bersamaan dalam Time Frame
berapa saja. Prinsip dasar sebenarnya yaitu prinsip breakout strategi juga
dimana secara psikologis harga akan bergerak berkelanjutan jika berhasil
menembus level high atau low sebelumnya.
Strategi 1 :
1. Tentukan dahulu swing harga yang sudah terjadi dengan sempurna (level
High & Low) dan pastikan harga sekarang ada di antara level High & Low
2. Pasang order stop BUY pada level High + 2xspread, dam pasang order stop
SELL pada level low – 2xspread
3. Pasang Stop Loss untuk kedua order tersebut di level 50% Fibonacci atau
pada posisi high/low
4. Jika Anda ingin menggunakan Target Poin gunakan level Fibonacci
Expantion sebagai target poin. (Jika Anda tidak ingin menggunakan Target
Poin bisa lanjutkan ke Strategi 2)
5. Pindahkan Entry Anda yang belum tersentuh ke level swing baru yang sudah
terbentuk sempurna. Hal ini berguna apabila Trend berubah dan harga
berbalik arah sebelum mencapai target poin.
Strategi 2 : Trailing Stop
Jika harga sudah menembus Entry poin dan berhasil mencapai target yang
diharapkan gunakan Trailing Stop untuk meminimalkan resiko dan
mengamankan profit yang sudah Anda dapatkan.
Gunakanlah selalu Stop Loss (SL) dan pindahkan SL jika target sudah tercapai.
Contoh :
C = harga saat ini
B = entry order Buy
A = entry order Sell
D = prediksi Target Poin
Saat swing C-D terbentuk, pindahkan SL ke B
sehingga posisi Anda aman, resiko = 0
Saat swing E-F terbentuk, pindahkan SL ke E.
Diposisi ini profit Anda aman.
Saat swing G-H terbentuk, pindahkan SL ke G.
Begitu seterusnya.
Strategi 3 : Compounding Profit
Tambahkan entry point saat harga sudah mencapai
target.
Contoh :
C = harga
B = entry order Buy
A = entry order Sell
D = Prediksi Target Poin
Saat swing C-D terbentuk pindahkan SL ke B
Sehingga posisi Anda aman, resiko = 0
Saat swing E-F terbentuk pindahkan SL ke E
Diposisi ini profit Anda aman.
Saat harga di G stop order Buy di F dengan SL di G
Saat swing G-H terbentuk pindahkan SL1 ke G
Begitu seterusnya tambahkan order Buy setiap posisi
Anda aman maka profit Anda akan berlipat-lipat.
KELEMAHAN TEORI 123, ELLIOT WAVE & FIBONACCI
Tidak ada satupun teori yang 100% sempurna begitu pula dengan ketiga teori di
atas. Meskipun teori di atas dapat memperkirakan formasi yang akan terjadi
tetapi tidak dapat menentukan kemanakah arah zigzag selanjutnya? Arah zigzag
dapat terjadi baik ke atas maupun ke bawah.
Kalau kita lihat chart di atas seharusnya harga bergerak naik sesuai prinsip Elliot
Wave tapi kenyataannya zigzag malah terbentuk ke bawah.
Kelemahan lain teori ini adalah apabila terjadi gerak sideway (consolidasi).
Biasanya gerak sideway terjadi setelah adanya swing yang cukup panjang.
Untuk mengetahui market sideway gunakan indikator tambahan untuk melihat
kekuatan momentumnya.
Contoh : (indikator MACD, Oscilator MA & Slow Stochastic)
Setelah terjadi swing yang cukup panjang A-B, disusul kemudian retracement BC
lalu swing C-D. Pada C-D tidak bergerak jauh dari level B karena momentum
lemah (MACD trend Up, Osma Up, Stochastic oversold). Kemudian terjadi swing
D-E. Disusul kemudian swing E-F dimana F menyentuh level D. Menurut teori
seharusnya harga akan terus bergerak turun, tetapi harga malah berbalik karena
momentum tidak kuat (MACD trend Up, Osma Up, Stochastic oversold). Hingga
terbentuklah swing F-G, sekali lagi terjadi harga menyentuh level E yang
menurut teori harga seharusnya terus bergerak naik malah berbalik (MACD
masih trend Up, Osma mulai menurun, stochastic overbought).
Bila terjadi market sideway sebaiknya gunakan indikator untuk mengambil keputusan.
Salah satu contoh Fibonacci yang gagal :
A = stop order BUY
B = stop order SELL
C = harga saat ini
SL di 50%
Pada contoh di atas harga menyentuh stop order Sell di D tetapi harga malah
berbalik ke E. Pindahkan stop order Buy di C dengan SL buy pada level 50%
swing Fibo yang baru.
Harga kemudian bergerak kembali menuju F, pindahkan stop order Buy ke titik E
dengan SL buy pada 50% swing yang baru.
Saat harga menyentuh level E maka order Sell yang sudah aktif akan close
terkena SL, selanjutnya yang aktif adalah order Buy hingga mencapai titik G.
Dalam trading ini Anda loss kurang lebih 50% dan win kurang lebih 50%
sehingga resiko Anda menjadi 0.
Untuk mengatasi kelemahan teori ini tetap harus didukung dengan indikator
lainnya, support & resistance. Dan jangan lupa tambahkan spread dalam entry
order Anda.
SALAM TIWUL & SEMANGKA HIJAU
GOD BLESS YOU
SEMOGA INFO DI SINI MEMBANTU DEN BERGUNA BAGI ANDA SEMUA
putri aminah 22 Sep, 2012
-
Source: http://achivo.blogspot.com/2012/09/teori-123-teori-elliot-wave-and_22.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
0 komentar:
Posting Komentar